Posts

Showing posts with the label Wacana

Blues on The Bus (Etnografi Transportasi Bagian 2)

Image
Kantor Unit Parangtritis YK. Perjalanan dari Jogjakarta menuju Malang via Surabaya pada tanggal 31 Maret 2013 meninggalkan suatu pengalaman yang menurut saya menarik. Luar biasanya terletak pada pengamen di bus yang berbeda dari biasanya. Musik yang ditampilkan oleh pengamen ini bukan musik yang pada umumnya ditampilkan seperti dangdut, campursari, rock, lagu balada sampai lagu ciptaan sendiri. Tapi pengamen yang ada pada video amatis tersebut adalah unik karena menyanyikan lagu Blues .   Selepas pintu tol keluar daerah Porong, bus Restu melaju menuju kearah selatan. Saat melintas Japanan sempat berhenti sejenak dan beberapa saat kemudian terdengar suara agak paruh dari sosok yang membawa gitar dan berambut gondrong. Awalnya saya mengira kalau pengamen ini akan menyanyikan lagu-lagu balada macam Ebiet atau Iwan Fals. Ternyata perkiraan saya salah, karena pengamen ini menyanyikan lagu blues dengan penuh penjiwaan. Nampak beberapa penumpang terlihat menerima tanpa merasa terganggu wa...

Formula Fungsionalisme Malinowski

Image
Pengajian Kamis Siang FIB UGM. "Lapar adalah dorongan instingtif yang oleh manusia dikembangkan tanggapan kultural dalam penyediaan makan sampai konsep makan itu sendiri" (Ustad H) Kali ini pengajian kamis siang membahas tentang Formula dari teori Fungsionalisme yang dikemukakan oleh Bronislaw Malinoswski  (1884-1942) . Malinowski adalah pendiri profesi antropologi sosial di Inggris dengan menekankan pada pengenalan secara intensif melalui penggambaran dalam penelitian lapangan mengenai suatu masyarakat komunitas yang eksotis. Perspektif yang digunakan adalah penceritaan seperti novel yang masih menggambarkan sosok integral antropologi sosial Inggris. Malinowski adalah ujung tombak dalam revolusi para fungsionalis. Pendekatan yang saat awal kemunculan fungsionalisme sedang menjadi pusat perhatian adalah evolusionisme dan difusionisme. Keduanya mengarah pada perkembangan dan tahapnya dalam mengkaji kebudayaan dari waktu kewaktu beserta pengaruhnya. Fungsionalisme didasarkan p...

Spekulasi atas Asal Usul Agama

Image
Asal Mula agama- primitif Dari mana asalmuasal agama ?  Secara  genealogis agama apakah mempunyai berbagai bagian dasar sebagai asal mula suatu ajaran? Berdasarkan pembacaan pada buku  keberadaan agama sama tuanya dengan masyarakat. Berbagai praktik keagamaan telah berkembang di berbagai penjuru dunia seperti di daerah Eropa dengan masyarakat Cro-magnon.   Perkembangan peradaban besar yang menyebar di berbagai penjuru juga mempengaruhi keberadaan praktek keagamaan misalnya di Mesir Kuno, Mesopotamia, India, Iran dan China. Jika kita  melihat praktek keagamaan yang ada beserta hasil budaya materialnya, muncul pertanyaan dari mana agama ini berasal?. Sebagaimana pemikiran Alfred  North White Head agama adalah buah karya dari kesendirian manusia ( human / own soliterines ). Kesendirian manusia melahirkan perilaku berpikir yang reflektif, berisi perenungan yang mendalam tentang kedirian dan asal diri yang nantinya berpangkal bahwa apa yang ada pasti ada yang me...

Alak dan Laki: Sebuah Analisa Antropologi Linguistik

Image
(Jogjakarta -1 Maret 2013) Manusia berdasarkan jenis kelamin dibedakan atas laki-laki dan perempuan. Ada pula yang menyebut pria dan wanita, priyo dan wanito ( wani ditata-bisa diatur). Pembagian atas dua hal ini didasarkan atas faktor kultural karena pada dasarnya pembagian gender yang membedakan bentuk fisik lepas dari perlakuan yang berbeda di antara keduanya. Permasalahan yang terjadi, dalam konteks sosialbudaya terdapat dualitas antara maskulinitas dengan feminim. Tulisan ini lebih menekankan pada aspek maskulinitas dalam kebahasaan. Seperti kita ketahui bahwa bahasa adalah unsur penting dalam komunikasi. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan dan juga hasil dari kebudayaan. Kata -alak dan laki-laki menjadi pokok kajian dalam tulisan saya kali ini. Bahasa secara kultural dimasukkan dalam kajian antropologi Linguistik.  Antropologi Linguistik menurut Sibarani (2004:50) adalah cabang linguistik yang mempelajari variasi-variasi dan penggunaan bahasa dalam hubungannya deng...

Kisah Serdadu Bocah Gimbal

Image
Bocah Gembel (Gimbal) Wonosobo : Secara etimologis, Dieng berasal dari dua kata dalam Bahasa Kawi. "Di" yang berarti pegunungan atau tempat, dan "hyang" berarti dewa. Maka, tidaklah heran jika Dieng merupakan satu areal tersakral di Jawa. Dataran tinggi yang terbelah di antara Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah, ini bisa dikatakan tempat bersemayamnya dewa-dewi. Masyarakat yang mendiami kawah raksasa gunung purba dengan ketinggian lebih dari dua ribu meter di atas permukaan laut ini masih memegang teguh tradisi nenek moyang. Terlepas dari semua itu, Dieng memiliki banyak keunikan. Satu di antaranya adalah fenomena anak berambut gembel atau gimbal . Cerita rakyat setempat menyebutkan, anak gimbal adalah titipan Nyi Roro Kidul, penguasa Laut Selatan. Sementara cerita lain meyakini anak-anak tersebut merupakan titisan Ki Ageng Kolo Dete dan Nini Ronce Kolo Prenye --sepasang leluhur pendiri perkampungan Dieng. Fenomena anak berambut gimbal di Dieng bukan ...

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah pertuk...

TEORI PERILAKU DARI MAX WEBER.

Perilaku sosial disebabkan karena adanya rasa dendam pada masa lampau pertahanan terhadap bahaya yang mengancam dewasa ini atau pada masa-masa mendatang. Orang-orang atau fihak-fihak lain itu mungkin adalah orang-orang yang dikenal atau yang tidak dikenal, atau mungkin merupakan suatu kuantitas tertentu, seperti misalnya, sejumlah uang. Tidak setiap jenis perilaku, walaupun nyata dan bersifat formal, merupakan perilaku sosial. Sikap-sikap subyektif hanya merupakan perilaku sosial apabila berorientasi ke perilaku fihak-fihak lain. Perilaku keagamaan tidak bersifat sosial apabila perilaku tersebut hanya merupakan doa belaka. Kegiatan ekonomis seseorang bersifat sosial apabila hal itu ada hubungannya dengan fihak yang ketiga. Perilaku sosial tidaklah identik dengan perilaku seragam beberapa orang atau perilaku yang dipengaruhi fihak-fihak lain. Misalnya apabila seseorang terpengaruh oleh perilaku kelompoknya. Perilaku 3seseorang mungkin terpengaruh karena keanggotaannya pada sutu kerumuna...

KONSEP RELATIVITAS

Pendekatan Emik dan Pendekatan Etik Terhadap Fenomena Budaya     Satu di antara sasaran utama etnografi-baru ialah eliminasi atau setidaknya netralisasi bias yang berpotensi menimbulkan kesenjangan di pihak etnograf. Premisnya sederhana : jika orang hanya merekam wawasan warga budaya tertentu mengenai budayanya dan tidak mencatat persepsi serta tafsir etnograf tentang budaya tersebut, orang akan memperoleh “barang yang sesungguhnya” sebagaimana terdapat dalam pandangan, penghayatan, serta pemahaman para warga suatu budaya tertentu. Akan tetapi upaya untuk sepenuhnya melenyapkan pengkondisian, prakonsepsi, dan bias di pihak etnograf itu hampir sama artinya dengan upaya menciptakan mesin yang bergerak tanpa istirahat. Hal-hal tersebut merupakan konsepsi etnograf mengenai kemungkinan konsepsi informannya. Akan tetapi karena inferensi itu harus dituangkan dalam sesuatu bentuk yang dapat dipahami tidak hanya oleh etnografnya sendiri melainkan juga oleh para sejawatnya, maka si...

ASAS-ASAS TEORI STRUKTURALISME

Sebagaimana diketahui, salah satu ciri khas dari antropologi adalah kajiannya yang begitu luas dan mendalam mengenai sitem kekerabatan. Mereka menekankan perhatian kepada “struktur”: aturan-aturan yang mengeram di dasar kesadaran manusia namun tidak dirasakan. Aturan-aturan tersembunyi itu secara diam-diam “menentukan” gerak manusia dalam berfikir, berbicara, berperilaku, berbudaya. Struktur dimaknai, ditangkap fungsinya, melalui ‘tanda’ yang ditempatkan dalam jaringan relasi dengan ‘tanda-tanda yang lain. Bagi mereka, problem manusia justru terletak di dalam kendala-kendala yang menghambat struktur-struktur itu untuk bergerak seimbang. Tak pelak, strukturalisme memang sebuah jawaban yang cukup menjanjikan terhadap perkembangan cepat dari sistem-sistem besar dalam ekonomi industri. Untuk dapat merangkum dan memahami berbagai jenis kekerabatan inilah Levi-Strauss mengembangkan sebuah pendekatan atau paradigma baru, Strukturalisme, yang berbagai asumsi dan model di dalamnya banyak diambi...

ASAS-ASAS TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

1. FUNGSIONALISME MALINOWSKI Teori-teori fungsional dalam ilmu antropologi mulai dikembangkan oleh seorang tokoh yang sangat penting dalam sejarah teori antropologi, yaitu Bronislaw Malinowski (1884-1942). Ia mulai mengembangkan suatu kerangka teori baru untuk menganalisa fungsi dari kebudayaan manusia, yang disebutnya suatu teori fungsional tentang kebudayaan, atau a functional theory of culture. Etnografi Berintegrasi Secara Fungsional. Pokok pelukisannya adalah suatu sistem perdagangan antara penduduk kepulauan Trobriand atau Boyowa, Kepulauan Amphlett, Kepulauan D’entrecasteaux atau dobu, Pulau St. Benda-benda yang diperdagangkan dengan jalan tukar-menukar (barter) berupa berbagai macam bahan makanan, bahan kerajinan, dan alat-alat perikanan, perkebunan, dan rumah tangga, tetapi di samping itu pada tiap transaksi diadakan tukar-menukar dua macam benda perhiasan yang dianggap mempunyai nilai yang sangat tinggi, yaitu kalung-kalung kerang (sulava) yang beredar ke arah yang berlawanan...